Bahasa Pemrograman: Mana yang Harus Dipelajari Duluan?
Jawabannya?
Petualangan kita ke dunia coding kadang dimulai dari hasil Googling tengah malam. Mungkin kita akan mencari sesuatu seperti:
“Bahasa pemrograman mana yang harus saya pelajari dulu?”
Tapi gimana sih cara kita memutuskan mana yang harus kita tekuni pertama?
Memilih bahasa pemrograman itu kayak ngisi kuis online “Karakter film Quentin Tarantino mana kamu?” atau “Teletubbies mana kamu?” Tapi sebelum kamu langsung Googling pertanyaanmu, ingat: ini proses yang penting. Kamu bakal butuh ratusan jam latihan biar bisa jago pakai bahasa pemrograman pertamamu.
Jadi, kamu harus pertimbangkan beberapa hal:
- Pasar Kerja: Peluang kerja buat bahasa pemrograman yang kamu pilih.
- Prospek Jangka Panjang: Masa depan bahasa pemrograman yang kamu pilih.
- Kemudahan Belajar: Seberapa gampang belajar bahasa pemrograman yang kamu pilih.
- Proyek yang Bisa Dibuat: Proyek apa aja yang bisa kamu bikin selama belajar bahasa pemrograman itu.
Saatnya milih bahasa pemrograman pertama, pilihannya banyak banget. Java punya kelebihan dan kekurangannya sendiri. Python mulai jadi pilihan paling populer. Dan ada satu “underdog” yang mulai naik daun beberapa tahun belakangan ini, yaitu JavaScript.
Tapi sebelum kita ngomongin bahasa-bahasa pemrograman itu, mari kita perjelas beberapa hal:
Ini bukan argumen tentang bahasa pemrograman mana yang lebih baik dari yang lain. Developer pada akhirnya harus belajar lebih dari satu bahasa. Tapi di awal, mereka harus bisa menguasai satu bahasa dulu. Dan, kamu pasti bisa nebak, bahasa itu adalah JavaScript.
Mari kita mulai dengan cari tahu gimana proses belajar pemrograman di dunia pendidikan. Universitas biasanya ngajarin pemrograman di bawah naungan Ilmu Komputer, yang pada dasarnya adalah perpanjangan dari Matematika, atau sering dikaitkan dengan Teknik Elektronika.
Pasti kamu pernah denger:
“Mempelajari Ilmu Komputer tidak bisa membuat seseorang jadi programmer handal seperti halnya mempelajari kuas dan cat bisa membuat seseorang jadi pelukis handal.”
- Eric S. Raymond
Di tahun 2016, banyak universitas yang memperlakukan pemrograman seperti Ilmu Komputer, dan Ilmu Komputer seperti Matematika. Hasilnya? Banyak pelajaran perkenalan ke bahasa pemrograman yang terlalu fokus pada bahasa dasar seperti C, atau yang terlalu fokus pada matematika seperti MATLAB.
Tapi perubahan tetap terjadi. Bahkan di dunia pendidikan.
Lebih dari setengah developer sekarang pakai JavaScript. Bahasa ini jadi vital dalam Front-End Web Development dan makin relevan buat Back-End Development. Perkembangannya juga mulai masuk ke dunia game development dan Internet of Things (IoT).
Tapi apakah JavaScript cocok buat kamu? Apakah JavaScript pantas jadi bahasa pemrograman pertamamu? Mari kita pelajari lebih dalam lagi.
Faktor #1: Pasar Kerja
Kalau kamu mau belajar pemrograman cuma buat iseng atau hobi, lewatin aja faktor pertama ini. Tapi kalau kamu salah satu dari mereka yang mau belajar pemrograman buat dapet kerja, ini faktor yang penting.
Java: Bahasa yang Paling Sering Dicari di Lowongan Kerja
Java sering banget disebut di banyak lowongan pekerjaan sebagai syarat utama. JavaScript ada di posisi kedua dengan selisih tipis.
Tapi ada yang bikin JavaScript lebih unggul: meskipun udah berumur 20 tahun, banyak perusahaan besar kayak Netflix, Walmart, dan PayPal yang bikin seluruh aplikasinya pakai JavaScript. Akibatnya, makin banyak perusahaan yang nyari developer yang bisa pakai JavaScript, tapi developer yang bisa pakai JavaScript nggak sebanyak itu.
Untuk setiap lowongan kerja developer JavaScript, cuma ada 0.6 developer yang tersedia. Ini bikin peluang kerja sebagai developer JavaScript jadi sangat menggiurkan.
Faktor #2: Prospek Jangka Panjang
Rata-rata, proyek JavaScript dapet permintaan lebih banyak dibanding proyek Java. Lebih dari itu, JavaScript makin populer dibanding bahasa pemrograman lainnya. JavaScript punya ekosistem yang dapet dukungan dari investasi uang dan talenta dari perusahaan besar kayak Google, Microsoft, Facebook, dan Netflix. Hal kayak gini nggak gampang ditemuin di Java.
Faktor #3: Kemudahan Belajar
Kebanyakan programmer setuju kalau bahasa pemrograman high-level relatif gampang dipelajari. JavaScript masuk kategori ini. Meskipun universitas masih ngajarin bahasa kayak Java dan C++ sebagai bahasa pertama, mereka jauh lebih sulit dipelajari.
Faktor #4: Proyek yang Bisa Kamu Buat
Faktor keempat ini tempat JavaScript unggul jauh dari bahasa lain. JavaScript bisa jalan di perangkat apapun yang punya browser. Kamu bisa bikin apapun dengan JavaScript dan bagiin ke mana aja.
Bahkan Co-Founder Stack Overflow, Jeff Atwood, bilang:
“Semua aplikasi yang bisa dibuat dengan JavaScript, pada akhirnya akan dibuat dengan JavaScript.”
Taklukin satu bahasa pemrograman dulu. Baru lanjut ke yang kedua.
Kalau kamu terus loncat dari bahasa ke bahasa, kamu nggak akan berkembang jauh. Biar kamu bisa berkembang lebih baik dari hal-hal dasar, kamu perlu kuasai bahasa pertamamu dengan baik. Dari situ, bahasa keduamu bakal jauh lebih gampang dipelajari. Kamu bisa mulai cabangin keahlianmu sebagai programmer dengan belajar bahasa pemrograman lainnya.
Untuk mulai langkah pertama itu, kamu bisa ikut kursus atau kelas yang bisa bantu kamu dapet pelajaran yang bisa bantu kamu kuasai bahasa-bahasa pemrograman yang ada.